Skip to content

Penguatan Integritas Sosial Politik Pasca Pilpres

Lampost, Minggu, 31 Agustus 2014

JAKARTA (Lampost): Penguatan integrasi social pasca pilpres 2014 sangat penting dilakukan agar tidak terjadi disintegrasi bangsa di seluruh sector, lini, dan kelompok.

Demikian benang merah diskusi yang digelar Maarif Institute di Gedung Dakwah PP Mumahhamdyah, Jakarta, Jumat (29/6), malam. Hadir sebagai pembicara Prof Dr Greg Fearly (Indonesianis pada Australian (Ketua National University/ANU), Pdt Andreas Yewangoe (Ketum Persatuan Gereja – Gereja Indonesia), dan Raja Juli Antoni PhD (Direktur Eksekutif th Indonesia Institute).

Ketiga pembicara senada mengatakan Pilpres 2014 menimbulkan keterbelahan yang sangat luar biasa di masyarakat. Keterbelahan itu masih juga menyolok setelah KPU menetapkan hasil penghtngan resmi dan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi.

Padahal Pilpres 2014 seharusnya dijadikan momentum bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengendorkan egonya masing-masing guna menjalin kerjasama yang erat untuk kemajuan bangsa.

Pilpres harus menjadi titik penting untuk melanjutkan pencapaian – pencapaian politik bangsa Indonesia untuk makin menguatkan kerja – kerja politik ini,” kata bagi kesejahteraan rakyat, “Untuk itu kelompok sipil agama harus enjadi hakim dan pengawas yang adil bagi pada proses politik ini,” kata Greg Fearly.

Menurut dia, para agamawan dan kelompok sipil harus terus menerus memberikan pendidikan politik pada rakyat agar tidak terjebak pada fanatise politik dan egoisme sektoral.

Keolmpok sipil agama harus bertindak dan bergerak serius untuk memberikan pendidikan dan pencerahan rakyat, bukan memihak kelompok tertentu dan bukan menjadi propagandissalah satu kubu. Mereka harus mengawal proses konsolidasi demokrasi secara serius.

Menurut Raja Juli Antoni, sejak proses konsolidasi demokrasi pasca turunya Presiden Soeharto pada tahun 1998, peran kelompok sipil agama snagat signifikan. Mereka terbukti bisa mendorong anggotanya untuk menyokong penuh proses reformasi dan konsolidasi dmeokrasi.

“Peran –peran penguatan integrasi social dan kebangsaan itulah yang harus dimaksimalkan secara terus menerus terutama pasca Pilpres 2014,” katanya.

Peran kelompok sipil agama yang bisa mengawal konsolidasi demokrasi inilah yang membedakan dan menjadikan konsolidasi demokrasi di Indonesia relative berhasil jika dibandingkan dengan kondisi social politik di banyak Negara di Timur Tengah pasa Arab Spring.

Menurut Pendeta Andreas Yewangoe, setelah pilpres usai pihaknya menyerukan jemaat yang tadinya terbelah untuk kembali utuh, serta mendukung presiden terpilih. (Hesma Eryani )
http://lampost.co/berita/penguatan-integritas-sosial-politik-pasca-pilpres

Bagikan!